Senin, 10 Oktober 2011

Sejarah FC Barcelona

Klub yang mempunyai motto 'El Barca Es Mas Que Un Club' Barcelona bukan hanya sekedar klub, didirikan oleh 12 orang yang dipimpin Joan Gamper pada tanggal 29 Nopember 1899 di Katalonia.

Barcelona merupakan cerminan sikap politik sayap kiri Spanyol, sikap kaum tertindas, sebuah bangsa (Katalonia) yang hanya akan menjadi bagian dari sebuah negara.

Melalui Barcelona inilah orang Katalonia ingin menunjukkan kelebihan mereka dari penjajah Spanyol. Terutama jika klub ini berhadapan dengan Real Madrid, yang sejak tahun 1930-an jamannya Jendral Franco merupakan klub favorit pemerintah Spanyol, klub ini mempunyai semboyan 'Boleh kalah dengan klub lain, asal tidak dengan Real Madrid'.

Manuel Vazquez Montalban, seorang penulis terkenal dari Spanyol menyebutkan, Barcelona sebagai senjata pamungkas bagi sebuah bangsa tanpa negara.

Karena misi yang dianggap suci oleh orang Katalonia itulah, Barcelona selalu menjaga kemurnian tujuan klub. Mereka tidak mau disamakan dengan klub lain, dan tidak mau tunduk dengan nilai-nilai komersial. Karena itulah sampai sekarang Barcelona merupakan satu-satunya klub yang tidak mengijinkan kostumnya dipasangi iklan.

Barcelona merupakan satu-satunya klub di Eropa yang presidennya dipilih oleh pemegang tiket musiman (pendukung paling murni), bukan pula oleh dewan direktur dan bukan pemegang modal. Calon Presiden klub berdebat di televisi, berkampanye mengajukan program layaknya pemilihan Presiden sebuah negara.

Klub ini dijuluki 'Barca' dan 'Los Azulgranas' karena berkostum warna biru dan merah tua, yang konon warna biru merah secara sengaja diambil dari bendera Prancis sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Spanyol di Madrid.

Klub ini juga pernah dihuni pemain-pemain kelas dunia seperti: Johan Cruyff, Maradona, Ronald Koeman, Gary Lineker, Rivaldo, Josep "Pep" Guardioal, Hristo Stoickov, Diego Maradona....dan beberapa pemain seperti Luis Figo, Figo kemudian menjadi pemain yang sangat dibenci oleh pendukung Barcelona karena berkhianat ke rival abadi Real Madrid, pelemparan kepala babi dari karet padanya menggambarkan kebencian itu.


Barcelona, Rivera, Republik, Plattko, dan Perang Sipil Spanyol

Tanggal 14 Juni 1925, ditengah kuatnya tekanan pada orang-orang Catalan oleh rezim dictator Spanyol yang disebut Primo de Rivera’s, sekerumunan Catalonian dan pendukung Barcelona di stadion mencemooh Royal March, lagu kebangsaan Spanyol dan symbol keluarga Rivera. Sebagai akibatnya, stadion ditutup selama enam bulan dan Joan Gamper di paksa untuk menyerahkan posisi kepresidenan Barcelona. Perlakuan itu secara telak dibalas ketika Barcelona memenangi Piala Spanyol pada tahun 1928, padahal dimasa-masa tersebut, klub ini mendapat pembatasan yang begitu luarbiasa dari pemerintah Spanyol. Penampilan penjaga gawang Barcelona Ferenc Plattkó yang luarbiasa heroik di final menginspirasi para penulis puisi yang disebut Generation of ’27 untuk membuat sebuah puisi terkenal pada masa itu yang berjudul “Oda a Plattko”. Joan Gamper sendiri bunuh diri pada tanggal 30 Juli 1930 karena tekanan pribadi dan terimbas depresi financial pada masa itu.

Oda a Plattko

Nobody forgets, Platko,
No, nobody, nobody, nobody,
blond bear of Hungary.
Nor the sea,
That in front of you jumped without being able to defend himself.
Nor rain. Nor the wind, that were the one that roared the most.
Nor the sea, nor the wind, Platko,
blond Platko of blood,
guardameta in the dust lightning rod.
Not nobody, nobody, nobody.
blue and white T-shirts, on the air,
real t-shirts,
opposite, against you, flying and draging you.
Platko, distant Platko,
blond broken Platko,
tiger burning in the grass of another country.
You, key, Platko, you, broken key,
golden key fallen in front of the golden porch

Pada masa perang sipil Spanyol yang dimulai pada tahun 1936, seluruh identitas Catalonia sangat dilarang di tanah Catalan, termasuk klub Barcelona yang merupakan symbol perjuangan bangsa Catalonia. Setelah Perang Saudara, bendera Catalan dilarang dan klub sepak bola dilarang menggunakan nama-nama non-Spanyol. Langkah-langkah paksa diambil untuk menghapus simbol-simbol pemberontak, seluruh klub dipaksa untuk menyertakan lambang mahkota pada logo mereka. Nama Barcelona sendiri secara paksa diubah menjadi Club de Futbol Barcelona dan penghapusan bendera Catalan dari lambang perisai klub.

Pada tahun 1943, Barcelona menghadapi rival Real Madrid di semifinal Copa del Generalísimo. Pertandingan pertama di Les Corts dimenangkan oleh Barcelona 3-0. Sebelum leg kedua, pemain Barcelona mendapatkan “kunjungan ruang ganti” dari direktur keamanan negara Jenderal Franco. Dia 'mengingatkan' mereka bahwa mereka bisa bermain saat ini hanya karena 'kemurahan hati rezim'. Apa yang kemudian terjadi dilapangan sudah dapat ditebak, Real Madrid mendominasi pertandingan, dan membantai Barcelona dengan skor 11 – 1.

Dalam mendukung dan menyemangati tim atau pemain tertentu, biasanya digunakan suatu rangkaian kata-kata,lagu, atau suara dalam suatu tatanan ritmik tertentu, sehingga menimbulkan kesan bunyi yang unik. Inilah yang disebut dengan chants.
Beberapa chants yang biasanya dipakai oleh para Barcelonistas

Que Paaatrick Kluivert marque un goool!
Que Patrick Kluivert marque un goool!!
Que Patrick Kluivert, Kluivert, Kluivert marque un goool!!!

Jaaa viieeer Sa Viooola!!
La la la la la la!
Javier Saviola la la la la la la!!!

1899 neix el club que porto al cor,
Blaugranas són els colors,
FC Barcelooona le le le le le le!!!
Le le le le le le!! le le le le le le!
FC Barcelooona!!

Quisiera ser, un F16,
Para poder bombardear Madriiid
Y aplástarles i chafarles la cabeza
A los putos ultra suuur,
Que ascooo daaan!!

Guti Guti Guti maricooon, maricoon, oh maricoo o o on!!

Ya no te queremos, Figo muerete!!
Ya no te queremos, Figo muerete!!
La la la la lala lalalala la la
Fiiigo mueeerete!!!

Hi ha una grada que viu per tu,
Que no deixa mai d'animar,
Eeeooo FC Barcelooonaa

Juaaaan Romaann Riqueelme
Le le lerelelelele lerelelelele


Tidak ada komentar:

Posting Komentar